RI-Norwegia Sepakat Kerjasama Konservasi Hutan
Nota kesepakatan antara kedua negara ditandatangani di Oslo, Rabu sore usai pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan PM Norwegia Jens Stoltenberg.
Presiden Yudhoyono menyambut baik penandatanganan kerjasama tersebut.
"Indonesia memahami pentingnya melakukan hal ini untuk menghadapi tantangan global menghadapi perubahan iklim," kata Presiden.
Lebih jauh Kepala Negara mengatakan sebagai negara berkembang dan negara kepulauan dengan 17.000 pulau, maka masyarakat Indonesia juga sangat merasakan dampak perubahan iklim tersebut.
"Negara kami dikaruniai kekayaan alam yang sangat kaya, dan kami memahami hutan dan laut kami memegang peranan penting dalam usaha-usaha mencegah perubahan iklim," katanya.
Presiden kembali mengingatkan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 26 persen hingga 2020 dan dengan dukungan internasional mencapai angka yang lebih tinggi.
Kepala Negara menghargai komitmen Norwegia untuk bersama-sama dengan Indonesia mengimplementasikan program REDD+ dan mendorong program itu dalam kerangka kerja UNFCC.
Sementara itu PM Norwegia Jens Stoltenberg mengatakan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi hingga 26 persen merupakan langkah pemimpin yang penting dalam proses global menghadapi perubahan iklim.
"Konferensi iklim dan hutan di Oslo berangkat dari Copenhagen Accord`s yang menekankan pentingnya REDD+ sebagai salah satu upaya mencegah perubahan iklim," katanya.
Norwegia, menurut Stoltenberg, menilai emisi akibat perusakan hutan merupakan 18 persen dari total gas emisi dalam global Greenhouse gas emissions.
"Sebagai negara yang memiliki hutan, Norwegia berkomitmen hal ini menjadi fokus dalam usaha mencegah perubahan iklim. Saya sangat senang mengumumkan kesepakatan kerjasama antara Indonesia dan Norwegia," katanya.
Kerjasama Indonesia dan Norwegia dalam kerangka REDD+ akan terbuka bagi negara lain. Dana yang disediakan akan digunakan bagi peningkatan kemampuan Indonesia dalam pembangunan berwawasan lingkungan.
Kerjasama ini akan menyediakan dana tambahan bagi investasi yang memungkinkan adanya usaha mikro kecil dan menengah bagi masyarakat lokal dalam proyek pembangunan berkelanjutan termasuk pinjaman bagi masyarakat dengan bunga rendah agar perkebunan mereka berkembang.
Juga akan diberikan insentif bagi petani kelapa sawit yang menggunakan lahan terlantar dan bukan membuka lahan baru bagi pengembangan usaha mereka. Program percontohan akan dimulai di satu atau dua provinsi hingga kemudian bersifat nasional.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu sore waktu Oslo, bertemu dengan Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg .
Dalam pertemuan yang berlangsung di Hagestuen Goverment Guest House tersebut, kedua pemimpin membicarakan mengenai peningkatan hubungan bilateral kedua negara khususnya kerjasama di bidang kehutanan.
Pertemuan berlangsung pukul 15.00 waktu setempat atau pukul 20.00 WIB. Pertemuan selama 30 menit itu diakhiri dengan penandatanganan Letter of Intent mengenai kerjasama kedua negara di bidang kehutanan.
LOI ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa dan Menteri Lingkungan Hidup dan Pembangunan Internasional Norwegia Erik Solheim.
Sementara itu Presiden Yudhoyono dan PM Stoltenberg menyaksikan penandatangan tersebut.
Sebelumnya dalam perjalanan menuju Oslo, Kepala Negara mengatakan Indonesia sangat serius dalam menjaga hutan tropis sebagai salah satu paru-paru dunia. Karena itu Presiden mengajak semua pihak di dalam negeri bersama-sama mencapai tujuan tersebut.(*)
(L.G003*P008/R009)
Original Link : www.antaranews.com/berita/1274889309/ri-norwegia-sepakat-kerjasama-konservasi-hutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar