Rabu, 29 Desember 2010

Pemanasan Global Lebih Buruk daripada Skenario Terburuk

Ini adalah pesan dari para ilmuwan Belanda yang menemukan bukti selama era yang dikenal sebagai Fosil Dunia Gas Rumah Kaca sekitar 50 juta tahun lalu, dimana temperatur di lautan kutub menjadi seperti daerah tropis di dekat katulistiwa. Endapan yang didapat dari dasar laut menunjukkan bahwa air laut di daerah Antartika melampaui 30ÂșC pada saat itu.

Kepala ilmuwan Dr. Peter Bijl dari Universitas Utrecht berkata bahwa era masa lampau ini dapat menggambarkan Bumi di masa depan, bahkan dapat membuat skenario yang lebih mengerikan daripada yang diperkirakan saat ini oleh Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB.

http://www.earthtimes.org/articles/show/289150,temperatures-of-sea-water-fringing-south-pole-were-tropical-50.html


Para ilmuwan memperingatkan bahwa kita sedang melewati titik kritis

Sejumlah 28 ilmuwan ternama, termasuk ahli iklim AS yang terkemuka Dr. James Hansen dari Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional dan pemenang Hadiah Nobel Dr. Paul Crutzen dari Institut Max Planck Jerman, menyatakan bahwa manusia menghadapi bencana jika kita melintasi batas yang ada dari sembilan sistem dunia ini.

Ilmuwan memperingatkan bahwa manusia telah melewati tiga darinya, yaitu spesies yang punah, ambang emisi gas rumah kaca yang kelewat batas, dan gangguan siklus nitrogen global karena penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan yang mencemari sungai dan menyebabkan zona mati di lautan. Batas lainnya yang tak boleh dilewati demi kesejahteraan planet ini termasuk persentase penggunaan air tawar dan jumlah lahan Bumi yang dibuka untuk digunakan manusia serta tingkat keasaman laut.

Para ilmuwan mengatakan bahwa jika melewati batas-batas ini maka itu dapat menyebabkan perubahan lingkungan tiba-tiba dengan konsekuensi yang berpotensi bencana seperti pemanasan global yang tak terkendali.

http://www.canada.com/Scientists+human+beings+pushing+planetary+boundaries/2024868/story.html
http://www.wired.com/wiredscience/2009/09/earth-users-guide

Ahli iklim terkemuka AS meminta tindakan darurat untuk menghindari bencana di planet ini

Dr. James Hansen, Direktur Institut Goddard untuk Penelitian Antariksa Badan Aeronautika dan Antariksa Nasional (NASA) telah mengatakan bahwa titik kritis iklim akan cepat dicapai dengan potensi yang tidak bisa dipulihkan lagi jika emisi gas rumah kaca tidak segera diperlambat.

Ia menekankan bahwa karbon dioksida yang ada di atmosfer Bumi akan menuju level 450 bagian perjuta, dimana ini dapat membuat kenaikan permukaan laut beberapa meter dan perubahan iklim tak terkendali.

Pada situs web SolveClimate beliau menyatakan, “Masalah ini menuntut kepemimpinan yang kuat. Perhatian khusus tentang satu pola makan harus dibangkitkan serta memperbaiki perhatian khusus kepada publik.”

http://solveclimate.com/blog/20090715/james-hansen-climate-tipping-points-and-political-leadership
http://www.giss.nasa.gov/staff/jhansen.html

Bencana akibat terlewatinya titik kritis Greenland

Laporan terbaru yang diterbitkan oleh biro perubahan iklim dan cuaca Inggris, Met Office Hadley Centre dengan menggunakan model iklim yang canggih untuk meramalkan pencairan lembaran es luas Greenland sebagai respons atas pemanasan global menemukan bahwa jika 15% lembaran es itu mencair, gletser itu tidak akan pulih sepenuhnya, tidak peduli berapa banyak emisi gas rumah kaca yang diturunkan di kemudian hari. Akibatnya adalah kenaikan permukaan laut sedikitnya 1,3 meter tidak dapat dielakkan lagi.

Dr. Jeff Ridley, ilmuwan di Met Office Climate dengan spesialisasi Wilayah Kutub, berkata: “Efek gas rumah kaca yang kita pancarkan hari ini masih akan dirasakan lama di masa depan, jadi kita perlu mulai bertindak sekarang untuk menyetop kenaikan temperatur yang masih akan terjadi pada akhir abad ini.”

http://www.egovmonitor.com/node/29288
http://www.google.com/hostednews/ukpress/article/ALeqM5g_PKCb9LswGG2axOyYyQTDyT_P8w

Bencana alam sedang meningkat

Menurut sebuah laporan yang baru dikeluarkan oleh Federasi Internasional Palang Merah dan Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC), bencana cuaca telah meningkat selama dekade terakhir ini. Rata-rata sebanyak 200 bencana pertahun di tahun 1990-an yang telah meningkat menjadi 350 per tahun dalam dekade ini. Tahun lalu jumlah kematian berada di atas 235.000 orang akibat bencana yang berhubungan dengan cuaca seperti Topan Nargis.

Berbicara tentang pengaruh pemanasal global melalui kejadian-kejadian ekstrem ini, Sekretaris Jendral IFRC Dr. Bekele Geleta berkata, "Bencana-bencana yang disebabkan perubahan iklim akan lebih mengancam kehidupan dan mata pencaharian dibandingkan masa kapanpun sebelumnya." Kami harapkan pemerintah sedapat mungkin memperhatikan bahaya dari perubahan iklim seperti yang telah mereka lakukan terhadap krisis keuangan. Peringatan awal dan tindakan cepat sangat penting untuk mengurangi bahaya dari perubahan iklim.

http://www.straitstimes.com/Breaking%2BNews/Tech%2Band%2BScience/Story/STIStory_391419.html http://www.rcstandcom.info/m-geleta.shtml

Suhu lautan mencapai rekor tertinggi

Menurut Pusat Data Iklim Nasional AS, suhu rata-rata lautan global pada bulan Juli adalah yang terpanas sejak dimulainya pencatatan pada tahun 1880. Di dekat Arktik, suhu air naik 10 derajat di atas rata-rata.

Ilmuwan iklim Andrew Weaver dari Universitas Victoria di British Columbia juga mencatat bahwa kenaikan suhu lautan adalah tanda yang lebih jelas dari pemanasan global, beliau berkata, “Ini adalah satu lagi indikator yang sangat penting dari perubahan yang sedang terjadi.”

http://www.therenewableplanet.com/blogs/the_daily_green/archive/2009/08/17/noaa-declares-july-warmest-global-ocean-surface-temp-on-record.aspx http://www.noaanews.noaa.gov/stories2009/20090814_julyglobalstats.html http://global-warming.accuweather.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar