Kamis, 04 November 2010

Deforestasi terencana diterapkan

BISNIS INDONESIA BY ERWIN TAMBUNAN



06-08-10 21:41
REDD News

Pemerintah mulai menerapkan program deforestasi terencana guna mencapai sasaran pengurangan laju kerusakan hutan yang terus ditingkatkan setiap tahunnya.


Kementerian Kehutanan bertekad sampai tahun depan upaya mengurangi laju deforestasi mencapai luas 200.000 hektare melalui penerapan program deforestasi terencana tersebut.


"Deforestasi terencana itu berupaya menekan rencana laju deforestasi yang sejak 2005 hingga 2010 tercatat 1,17 juta ha per tahun," ujar Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto, kemarin.



Dia menjelaskan 10 bulan bertugas menjadi Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan belum mengeluarkan izin membuka hutan untuk perkebunan sehingga diperkirakan pertumbuhan di kawasan hutan semakin baik.



"Bahkan selama 10 bulan terakhir, Menhut tidak mengeluarkan izin membuka hutan untuk perkebunan, saya yakin penurunan deforestasi hingga 2011 bisa mencapai 500.000 ha."



Program penurunan deforestasi secara terencana itu dilakukan melalui penghentian sementara konversi kawasan hutan primer dan lahan gambut untuk kegiatan usaha perkebunan dan pertambangan.



Langkah ini sejalan dengan program penurunan emisi dari kegiatan deforestasi dan degradasi [REDD].



Sampai 2020, Kemenhut berharap dapat menekan laju deforestasi hingga 700.000 ha.


"Kerja keras pemerintah menekan laju deforestasi dari 3,8 juta ha menjadi 1,7 juta ha pada 2002 hingga 2005 merupakan sumbangan gratis yang telah diberikan Indonesia kepada dunia," ungkapnya.



Menurut Hadi, kesepakatan Pemerintah RI dengan Pemerintah Norwegia menghentikan sementara konversi kawasan hutan primer dan lahan gambut sebenarnya hanya sebagai bonus atas kebijakan yang diterapkan Kemenhut.



"Kemenhut menilai dana yang diberikan Pemerintah Norwegia sebesar US miliar sebagai bo-nus atas kegiatan Kemenhut mengelola hutan secara lestari."



Skema pengurangan emisi (REDD plus) yang dikembangkan Pemerintah Indonesia merupakan salah satu bukti dari kesiapan strategi nasional Indonesia. "Indonesia beruntung bisa mendapatkan dana dari pemerintah Norwegia."



Dana itu hendaknya dimanfa-atkan untuk peningkatan berbagai langkah yang sudah dilakukan dalam mitigasi terhadap perubahan iklim, di antaranya pembentukan dan penguatan kelembagaan pengelolaan hutan oleh Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) dan pengembangan pemantauan, pelaporan dan verifikasi {monitoring, reporting, verification/ MRV) perubahan iklim dan mitigasi.



"Bukan pembangunan sektor lain yang tidak berkaitan dengan kehutanan,"katanya.



Ekspor naik

Sementara itu volume ekspor produk kehutanan hingga Juli 2010 naik 35,85% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 1,52 juta mJ se-nilai US5,95 juta.



Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan (BPK) Hadi Daryanto mengungkapkan volume ekspor tahun sebelumnya sebesar 1,12 juta rn1 senilai US6,2 juta.



"Artinya ada kenaikan volume ekspor 35,85% dan nilai ekspornya juga naik 44,91% ."ujarnya seusai acara Sosialisasi Sistem Pengendalian Bahan Baku di Kementerian Kehutanan, kemarin.



Menurut dia, meskipun kondisi ekonomi makronasional membaik pascakrisis keuangan Eropa, imbasnya masih berpengaruh disektor mikro.



Hal itu bisa terlihat pada salah satu ekspor industri venner dan kayu gergajian yang menurun masing-masing 88,52% dan 15,44%. Namun, secara keseluruhan volume ekspor produk kehutanan sampai Juli 2010 naik 35,85% dan nilai ekspornya naik 44,91 %.



Penurunan volume dan nilai ekspor terjadi pada produk kayu gergajian dan venner masing-masing turun 15,44% dari 20.112 mJ senilai US,65 juta menjadi 17.006 rn3 senilai US,65 juta atau turun 16,87%.



"Sementara produk venner dari US,711 juta menjadi US,64 juta atau turun 88,52%."


Namun, lanjut Hadi, secara ke seluruhan nilai ekspor produk kehutanan sampai Juli 2010 mengalami kenaikan sampai 1,52 juta rn senilai US5,96 juta, jika dibandingkan dengan ekspor 2009 sebesar 1,12 juta nV senilai US6,2 juta.



Terkait produksi hasil hutan kayu olahan yang dihasilkan industri primer hasil hutan kayu (1PHHK) berkapasitas di atas 6.000 mYtahun, sampai Juli 2010 sebesar 2,48 juta mJ atau naik 34,29% jika dibandingkan dengan realisasi 2009 sebanyak 1,85 juta rn.

Original Link : bataviase.co.id/node/329244

Tidak ada komentar:

Posting Komentar