Jumat, 10 Desember 2010

Produksi Daging Memboroskan dan Mencemarkan Air Bersih Dunia

Institut Air Internasional Stockholm telah menerbitkan laporan baru yang disebut “Menghemat Air dari Ladang hingga Garpu.” Temuannya disampaikan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menjelaskan perlunya menghemat air agar memenuhi Tujuan Pembangunan Milenium organisasi tersebut yaitu mengurangi kelaparan dunia.



Jan Lundqvist, co-author of report, Stockholm International Water Institute:
Kita harus melihat lebih banyak pada apa yang terjadi dari ladang hingga garpu. Jadi dari tempat dimana makanan diproduksi hingga tempat kita memakannya, ada begitu banyak hal yang terjadi. Dan ada banyak kehilangan dan pemborosan sepanjang proses itu. Implikasi utamanya adalah dari makanan hewan dari pemberian makan, karena memerlukan banyak air untuk menanam tanaman atau rumput untuk makanan sapi-sapi.

Jan Lundqvist dari Institut Air Internasional Stockholm menulis laporan tersebut juga mengatakan bahwa 70% dari air bersih digunakan untuk memproduksi makanan, dibandingkan dengan hanya 10% untuk pemakaian rumah tangga, dan 20% untuk industri. Lebih dari itu, rata-rata penduduk kota mengonsumsi hingga 3.000 liter air per hari untuk makanan saja. Perlu hingga 2.000 liter air untuk memproduksi 1 kg gandum dan perlu hingga 20.000 liter untuk memproduksi 1 kg daging sapi. Konsumen bisa membantu menghemat air dengan mengekang permintaan mereka untuk makanan yang boros air seperti halnya daging. Menghindari pemborosan pangan yang akhirnya sebabkan polusi di dataran rendah adalah cara mudah lain untuk menghemat banyak air.

Laporan PBB Menggarisbawahi Diet Tanpa Produk Hewani untuk Menurunkan Kemiskinan Dunia
Andres Berntell dari Institut Air Internasional Stockholm mempresentasikan laporan “Hemat Air dari Ladang sampai Garpu,” bersama dengan rekan penulis dari Srilanka dan Swedia. Dalam mengevaluasi kebutuhan air utk memenuhi Sasaran Perkembangan Milenium PBB tentang pengurangan 50 persen kelaparan dunia pada tahun 2015, laporan ini menemukan bahwa kebutuhan air lebih tergantung pada diet seseorang daripada faktor lain seperti penggunaan air untuk rumah tangga. Dr.Berntell mengatakan diet vegetarian menghabiskan 10 kali lebih sedikit air daripada diet hewani dan ini adalah rekomendasi utama dalam laporan ini.
http://www.un.org/News/briefings/docs//2008/080514_Water.doc.htm

Pejabat Australia Berbicara Tentang Pengurangan Daging untuk Menghemat Energi dan Air

Australia terus mengalami musim kemarau terburuk dalam sejarah, dengan dampak yang dapat dilihat berupa berkurangnya panenan padi dan persediaan air. Ronan Lee adalah anggota Parleman Australia untuk negara bagian Queensland di timur laut, yang percaya bahwa masalah nasional ini dapat dikurangi secara signifikan dengan mengurangi bahan makanan yang pengolahannya banyak menggunakan air seperti daging. Bpk. Lee sendiri telah menjadi vegetarian selama 15 tahun.

Ronan Lee, Queensland member of parliament:
Pertama saya tidak ingin makan hewan, dan yang kedua, ada beberapa manfaat lingkungan yang bagus sekali dalam hal mengambil beberapa langkah penurunan dalam rantai makanan.
Ya mereka tidak tahu. Masyarakat tidak tahu bahwa segalanya membawa beban lingkungan. Produksi daging sapi memboroskan air yang luar biasa, mereka memerlukan jumlah air yang fenomenal untuk memproduksi hanya satu kg daging sapi. Angka yang saya kutip di Parlemen Queensland pada saat itu sumbernya diambil dari ilmuwan terkemuka CSIRO (Organisasi Riset Ilmiah dan Industri Negara Persemakmuran), Australia.

Pada tahun 2005, sebagai bagian dari dukungannya untuk RUU Amandemen Air, Bpk. Lee berbicara mengenai banyaknya air diperlukan untuk membiakkan ternak, dan mendorong rekan-rekannya Anggota Parlemen untuk mengurangi konsumsi daging demi melestarikan air.

Bpk. Lee mengungkapkan kepuasannya bahwa masyarakat sekarang mempunyai pemahaman yang lebih baik dari banyaknya air dan pasokan energi yang terlibat dalam memproduksi makanan
dan produk-produk lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar